Rabu, 09 September 2015

[FANFIC] final girl part 2 (nisekoi fanfic)

Seperti nya saya perlu membuatkan daftar karakter
1.       Ichijou Raku : karna urusan keluarga yakuza nya yang rumit harus dipaksa pura pura berpacaran dengan seoarang anak mafia. Menyimpan persaan suka ke teman sekelasnya sejak saat mereka masih SMP
2.       Kirisaki chitoge : pacar boongannya raku yang merupakan anak mafia. Cewek blasteran amerika-jepang, bapaknya orang amerika dan emaknya orang jepang. Lambat laun dalam perkembangan cinta palsu mereka, chitoge mulai menyukai raku
3.       Onodera Kosaki : teman sekelas yang sudah disukai raku sejak SMP. Sebenarnya kosaki juga menyukai raku, tapi keduanya belum menyatakan perasaan masing masing.
4.       Maiko Shuu : teman raku dari kecil. Dia pengertian sama raku tapi pelit untuk memberikan petunjuk soal apa yang dialami raku, dia lebih suka kalau raku mengetahuinya sendiri.
5.       Tsugumi Seishirou : pengawal setianya chitoge. Selalu overprotective terhadap majikannya.

6.       Miyamoto Ruri : teman dekatnya kosaki. Niat banget menjodohkan kosaki dan raku.


“raku, seharian ini lu ngelamun mulu. Apa yang lu pikirin?” shuu mencoba membuka pembicaraan antara dirinya dan sahabat baiknya sedari kecil ini. “aa.. gua tau, pasti tentang kirisaki”
Bak orang yang lagi tersedak, raku lalu mencoba membuat dirinya kembali seperti biasa “g juga, jangan asal tebak” ucapnya kemudian. Dan raku pun kembali diam menatap jauh ke langit sementara shuu yang dari tadi sedang melihat cewek cewek ngerumpi dari atas atap gedung sekolah meluruskan posisinya sejajar dengan raku.
“kalau begitu lu udah siap buat lihat nilai ujian kita di papan pengumuman. Sepertinya dari tadi lu menghindari kali buat lihat nilai lu,hahaha”
“berisik lu, baru juga gua mau ajakin lu” dan raku pun mendahului shuu untuk bergerak turun kelantai dasar tempat dimana nilai hasil ujian diumumkan.
Di tengah perjalanan turun shuu memperhatikan temannya, berharap raku mau menyampaikan apa sebenarnya yang dirisihkannya dengan sendirinya sampai akhirnya shuu sadar kalau jika dia menunggu raku ga akan membuka mulutnya “lu tau ga raku, gosipnya sekarang lu udah putus sama kirisaki. Apa itu benar?” Shuu akhirnya mengatakannya juga dengan pandangannya mengarah kelangit langit.
“aa..aku sudah menduga lu bakal membahas ini” raku tersenyum kecut, tanpa melihat kearah shuu dia melanjutkan perkataannya “ini tidak seperti yang digosipkan, kami hanya sedang focus untuk menghadapi ujian” kilahnya
“benarkah?”
“mmm” raku mengangguk mengiyakan. Tapi jelas Shuu merasa itu sebuah kebenaran.  “yaps, akhirnya sampai. Tapi gua ga nyangka udah jam segini masih banyak juga yang nongkrongin papan pengumuman” raku berhenti sesaat untuk kemudian melanjutkan langkah kakinya.
“dasar lu, baru juga jam segini. Ini baru 15 menit setelah hasilnya keluar. Ya jelas masih rame” shuumenyusul jalan raku dan menepuk nepuk pundaknya.
“o, begitu” dan raku pun mencoba mencari namanya di papan pengumuman.
“bagaimana peringkatmu?” Tanya shuu dengan tampang usilnya
“hah, tidak jelek juga, aku di no 59”
“yokatta ne, raku”
“hai.. tapi siapa yang menjadi #1 semester ini” saat itu juga mata raku lari kesudut paling kanan papan pengumuman, mendadak matanya membesar dan mulutnya menganga “Kirisaki Chitoge”
“lu kayak kaget banget gitu, raku. Aslinya kirisaki kan emang cewek pintar”
“memang selama ini dia selalu berada diurutan 5 besar peringkat sekolah tapi kali ini dia mencapai #1, baiklah mungkin gua harus cari dia lagi buat ucapin selamat atas kerja kerasnya. Bodo amat masalah tadi pagi” gumam raku dalam hatinya
“gomen,shuu. Gua ada urusan lain” raku pun berlari kecil meninggalkan shuu.
Hampir setengah jam raku mencari kesana kemari, tapi orang yang dicari ga menampakkan wujudnya, sampai akhrnya raku ingat perkataan chitoge tadi soal janji ketemu kosaki. Ga beberapa lama kemudian raku menemukan kosaki dan ruri sedang melambai lambai kearah sebuah limusin di depan gerbang sekolah. Raku pun menghampirinya.
“bukankah itu chitoge?” raku menunjuk limusin yang maikn menjauh dari gerbang.
“hai. Baru saja pulang, katanya ada yang mau dipersiapkannya dirumah. Apa kamu mau menemuinya?” jawab onodera kosaki dengan senyumanna yang cerah.
“aku hanya pengen ngucapin selamat, tapi mau gimana lagi, kalau sudah pergi aku bilang kapan kapan saja”
“ah, aku mengerti. Chitoge-chan hebat sekali bukan? Mencapai 10 besar itu aja udah sulit, tapi dia bisa sampai tahap menjadi #1” onodera tidak henti hentinya membuat senyuman diwajahnya yang membuat pertahanan raku mulai melemah.
“kamu benar benar harus berterimakasih padanya kosaki, karna berkat usaha keras chitoge juga kau bisa masuk 50 besar. Aku benar benar ga habis pikir dia bisa mengajari mu yang bebal ini dengan sangat baik, aku bahkan tak sanggup menghadapi kebloonanmu” omel ruri.
“eee, onodera, kamu….50 besar” raku bahkan tak sadar kalau onodera peringkat 50, dia hanya bisa menunjuk kaget “ometou, onodera. Kamu pasti bisa kalau kamu usaha”
“chitoge-chan benar benar gigih sekali mengajari ku, rasanya hutang budi ku terlalu besar padanya”
Ditengah pembicaraan shuu muncul “ujian beres, nilai juga bagus. Mari kita merencanakan liburan” sorak shuu.
“gua ga mau kalau liburan gua ada lu, gua ga ikut” jawab ruri ketus.
“otak kamu juga butuh refreshing, bukankah sulit untuk mencapai peringkat 16?” bals shuu dengan ampang konyolnyo.
“lu mau ledekin gua karna peringkat lu diats gua ya” dan mulai adegan pukul pukulan ruri terhadap shuu. Raku dan Kosaki hanya menatapnya lemas.
Dalam keadaan sekarat shuu mencoba meraih raku “kirisaki sudah pergi ya, tenang raku, kalau lu kesipian, lu masih punya gua”
“apa apa an lu” raku mencoba melepaskan tangan shuu darinya
***
Seminggu setelahnya, raku belum juga menghubungi chitoge, begitupun chitoge tak pernah memberikan kabar ke Raku. Tapi hari ini mereka semua akan berkumpul sesuai dengan rencana yang telah disusun oleh shuu. Pastinya chitoge pun akan datang dan habis dari perjlanan yang menyenangkan itu raku akan mencoba berbicara lagi dengan Chitoge agar hubungan mereka bisa kembali seperti sedia kala lagi. Tapi saat raku sampai pada tempat yang telah dijanjikan, sebuah halte bus yang akan membawa mereka nanti pergi ke taman bermain, dia tak melihat Chitoge maupun Tsugumi. Yang datang baru onodera, shuu dan ruri. Raku berusaha memutar mutar lehernya jikalau mereka telat atau sedang kesuatu tempat.
“ne minna, chitoge dan tsugumi kemana?” Tanya raku masih dengan celingak celinguk mencari dua orang yang ga ada.
Semua perhatian tertuju pada raku dengan tampang ga percaya. “ne raku, apa chtoge-chan tidak mengatakannya kepadamu?” kosaki yang pertama kali sadar dalam kebengongan mereka itu merespon pertanyaan raku dengan sebuah pertanyaan.
“apa maksudmu” raut wajahnya berubah kebingungan.
“ano ne raku, apa chitoge-chan benar benar tidak memberitahu mu?” kosaki yang juga masih tidak percaya dengan ketidaktahuan raku itu mengulangi lagi pertanyaannya untuk memastikan.
“aku ga tau, memberitahuku apa?” nada bicara raku masih begitu tenang  dan kebingungan.
“tapi chitoge-chan bilang sudah menyampaikannya padamu?”
“aku masih belum mengerti. Ne onodera, kenapa ga bilang saja sekarang, aku mulai penasaran”
Kosaki menundukkan wajahnya sebentar lalu kembali mencoba menatap raku “chitoge-chan sudah kembali ke amerika di hari pengumuman hasil ujian”.
Raku awalnya hanya tersenyum dan berkata “mana mungkin begitu, jangan becanda onodera”
“hontou yo, aku ga boong”
Seketika raut wajah raku berubah serius dan terdiam. “jadi itu maumu, pergi tanpa memberitahukannya padaku. Sial”
“ne raku, ayolah, lu masih punya gua. Gua ga akan biarin lu kesepian” shuu mencoba merangkul  yang tampak ga senang dengan situasi ini.
“jadi lu udah tau dang a ngasih tau gua”
“karna gua pikir chitoge udah ngasih tau lu. Hora, ruri-chan dan kosaki-chan juga ga tau kalau ternyata chitoge belum ngasih tau lu”
Saat bus mereka datang, raku hanya diam di sepanjang perjalanan, suasana pun menjadi ga enak karna keheningan tersebut. Raku kembali teringat kejadian di belakang gedung sekolah saat dia membawa chtoge untuk bicara, lalu perhatiannya kembali teringat akan kalimat terakhir yang dilontarkan chitoge padanya “sayonara”.
“lu ga bisa gini terus,bro. disini ada kosaki juga, lu mau dia jadi ga menikmati waktu ini lantaran lu nya cemberut terus”
“lu benar shuu, kalau itu emang udah maunya dia. Gua turutin aja” raku berusaha menyingkirkan chitoge dari pikirannya dan focus kepada onodera . “lu mau gue ga nyia nyiakan kesempatan gua dengan onodera kan,chitoge. Gua ikutin maul u” pikir raku yang kelihatannya masih kesal dengan chitoge.
Mood raku segera berubah setelah turun dari bus. Mood yang dipaksakan ingin bersenang senag padahal otaknya masih kacau balau. Selama dalam arena permainan raku focus memberikan perhatiannya pada onodera. Seperti biasa, keduanya terlihat malu malu dan sungkan. Sedangkan di lain pihak, ruri dan shuu tak henti hentinya bersiteru.
“aku ikut menyesal karna karna kamu benar benar ga tau soal keberangkatan chitoge”
“bisakah kita tidak membicarakannya dulu, mood ku bisa hilang jika mengingatnya”
“tapi ichijou, kamu jangan membencinya, karna aku yakin ada alasan kenapa dia tidak memberitahumu. Maafkan aku karna mengungkit hal ini. Tapi aku benar benar tidak mau kalau kamu sampai membencinya” ucap onodera sembari menundukkan pandangannya saat mereka sudah lelah bermain seharian dan duduk ditaman terdekat.
“aa.maaf onodera, kamu jngan bikin tampang kayak gitu. Mana mungkin aku membencinya” raku melambai lambaikan tangannya sambil tersenyum agar suasana murung ini hilang.
“jika kamu ga membencinya, apa kamu menyukainya?” onodera menggenggam kuat kedua telapak tangannya dalam pangkuannya.
Raku terdiam dan terlihat sedikit melamun “ntah lah, aku juga ga tau. Selama ini aku menganggapnya hanya teman baikku” lalu dia mulai menjawab dengan tenang.
“tapi aku merasa chitoge bagimu lebih dari sekedar itu”
“ntahlah, aku juga tidak tau”
“ichijou, apa ada orang yang kamu sukai saat ini?”
Raku tersentak dan mulai berkeringat dingin, ketenangannya mulai hancur diganti dengan perasaan deg degan g karuan “haruskah kukatakan padanya saat ini juga” pikirnya dalam hati. “ayo raku, lakukan sekarang, sekarang lah saatnya, beritahu dia” raku mulai menyemangati dirinya sendiri.
“onodera, sebenarnya………sebenarnya…….dari dulu……..aku sudah…….me….me….meny”
“yosh raku, mesra sekali berdua duan disini. Lagi ngomongin apa?”
Suasana menegangkan tadi terkacaukan oleh Shuu yang tiba tiba mengganggu pernyataan cinta raku “sial lu shuu, gua gagal mengungkapkan nya kali ini gara gara lu” pekiknya dalam hati.
Saat raku hendak mencekik shuu karna rasa kesalnya yang mendalam onodera lalu bangkit “sudah mau malam, kita harus pulang sekarang”.
Dalam ketenangannya sebenarnya onodera hanya ingin kabur dari situasi yang benar benar penuh sesak tadi. Tentu saja kosaki berharap itu pengakuan cinta dari raku, tapi semua kandas oleh shuu.
Diperjalanan pulang saat mereka terpisah menjadi 2 kelompok laki laki da perempuan. Pembicaraan lain pun terjadi
“sail lu shuu. Hampir aja gua berhasil ngungkapin perasaan gua ke onodera. Lu malah ganggu” ungkap raku kesal sembari masih menahan emosinya pada sahabat bainya itu.
“gomen,raku. Gua benar benar ga sadar tadi sama situasinya. Ntah kenapa gua jadi ga peka gini hari bini” shuu mencoba membuat alasan agar dapat dimaafkan raku. “tapi raku, apa yang maul u lakuin kalau ternyata onodera juga menyukai mu, mau pacaran?”
“…” raku hanya terdiam, bingung mau jawab apa sama shuu.
“tapi bagaimana dengan chitoge?” shuu kembali mencoba mendapatkan perhatian raku dengan menyinggung soal chitoge “apalu menyukainya? Apa dia masih menjadi teman baik lu?” walaupun tampang konyol shuu measih terlihat saat mengucapkan kata kata itu, tapi nadanya terlihat serius.
“ntah lah” jawab raku singkat sambil mengalihkan pandangan ke sisi lain jalanan, dia ga mau lihat shuu dan ingin rasanya ga membicarakan ini.
“raku, sampai kapan lu bakal jadi orang ga peka dan ga mengerti perasaan lu sendiri” shuu menepuk pundak sohibnya itu dan berjalan mendahuluinya “lebih baik lu pikirin lagi tentang siapa yang lebih lu cintai, jangan melarikan diri lagi” shuu pun mulai menghilang di ujung jalan. Meninggalkan raku yang masi termenung dengan ucapannya.
Sementara itu pembicaraan di antara dua cewek, kosaki dan ruri.
“jadi, bagaimana perkembangan hubungan mu dengan ichijou? “
“ruri-chan… aku rasa aku belum mendapatkan kemajuan juga. Ku pikir setelah mendengar cerita chitoge minggu lalu aku akan bisa mengungkapkan perasaan ku padanya. Tapi yang ada aku malah tak bisa mengatakannya sekarang”
“apa lagi yang kamu tunggu. Chitoge juga udah ga disini. Bukankah chitoge sendiri yang menyemangati mu untuk melakukan pendekatan pada raku?”
“itu memang benar. Tapi…tapi….”
“ya sudahlah, mungkin kamu harus benar benar persiapkan lagi mental mu untuk kesempatan berikutnya. Ajak saja dia kencan saat hati mu sudah siap untuk melakukan pengakuan”
“mungkin kamu benar ruri-chan”
***
 “Sial shuu, perkataannya malam itu malah tambah bikin galau saja” sudah dua hari setelah mereka pergi liburan ke taman bermain. Selama itu juga raku galau memikirkan tentang siapa cewek yang sebenarnya disukainya.  Ditengah kegalauannya raku mendapatkan sms dari onodera.
“pergi berdua saja dengan onodera” gumamnya setelah membaca sms itu. Dengan cekatan raku membalas pesan onodera dengan menjawab kalau dia pasti akan datang.
Setemgah jam sebelum jam yang dijanjikan raku sudah berada di tempat yang mereka janjikan. Dia ga sabar menunggu kencan nya dengan onodera. Kali ini dia bertekad akan benar benar menyampaikan perasaannya dengan benar kepada onodera. “kalau dipikir pikir ini memang agak terlalu cepat, tapi aku ga ingin onodera yang menungguku” pikirnya.
Masih ada kurang dari setengah jam lagi kemungkinan raku akan bertemu onodera di taman kota, dia berusaha untuk focus hanya memikirkan tentang kencannya dengan onodera, tapi yang ada malah bayang bayang chitoge masuk tanpa permisi di otaknya. “sial, kenapa dia harus menghantui otak gua terus, ini bukan waktunya mikirin orang yang pergi tanpa pamit kayak dia” raku mencoba menolak keberadaan chitoge di kepalanya.
Setengah jam berlalu dan onodera datang melambaikan tangannya e raku “sial, aku masih belum bisa menbuang cewek gorilla itu bahkan setelah onodera datang” gumamnya dalam hati.
“ohayo raku” sapa onodera dengan untaian senyum terbaiknya pagi ini.
“ohayo, onodera” sapa baliknya. Dengan wajah memerah raku mencoba melontarkan pikirannya “kamu terlihat cocok dengan bajumu” sambungnya
“arigatou” onodera hanya tersipu malu menanggapinya.
“ada tempat yang ingin kamu kunjungi?” Tanya raku masih dengan malu malu
“aku juga ga terlalu tau ingin kemana, ichijou, ini terserah padamu saja”
Dan suasana kencan yang diharap harapkan nya bersama onodera pun berjalan dengan mulus, ini seperti mimpi yang dibuat raku -saat membayangkan akan kencan dengan onodera sedangkan dia lagi ada kencan dengan chitoge menjjadi nyata-. Saat dia mengingat ngingat lagi kencannya bersama onodera di sebuah taman dimana dulu juga raku dan chitoge pergi bersama setelah nonton film, pikirannya kembali tertuju pada chitoge dan kenangan kencan pertama mereka. Seketika raku mengibas ngibaskan tangannya pertanda dia ingin menghapus ingatan itu dari otaknya.
“kamu kenapa ichijou?”
Pikiran raku kembali tertuju pada kenyataan dan cepat cepat mencari alasan “apa? Ini hanya nyamuk yang berterbangan di dekat kepala ku”
“begitukah” balas onodera sambil tersenyum. “ichijou, aku ingin mengatakan sesuatu kepadamu”
“eh, apa itu?” ungkap raku penasaran.
Sesaat suasana hening, pandangan onodera ga bisa diam pada suatu titik antara melihat raku atau melihat tanah, itu terjadi beberapa menit.
“onodera” raku memanggilnya agar dapat melanjutkan pembicaraan yang ingin disampaikan onodera tadi.
Onodera memejamkan matanya dan mengepal tangannya dipangkuannya “ichijou, aku menyukaimu” kata kata itu keluar dengan sangat cepat. Tubuh kosaki serasa terbakar setelah melontarkan kata kata itu, dia hanya dapat tertunduk. Kepalanya terasa berat untuk dapat tegak melihat raku.
Disisi lain raku tercengang dan terdiam melihat ungapan langsung lagi onodera. Dia berpikir mungkin sudah saatnya mengambil keputusan. Seperti yang dikatakan shuu, kali ini dia tidak akan lari lagi. Dengan sebuah tarikan nafas panjang raku mencoba menuangkan apa yang ada dalam pikirannya saat ini.
***
Bersambung
Ini bagian kedua dari fanfic nisekoi saya. Ternyata emang ga bisa diselesaikan dalam dua bagian fanfic saja. Saya butuh bagian ketiga untuk menyelesaikannya, bahkan mungkin saya butuh epilog  nantinya. Hehe.
Tentunya fanfic saya ga lepas dari banyak kekurangan, dan silahkan berikan komentar dan saran kamu di kotak komentar.

2 komentar:

  1. Part 3 nya udh ada blm min?? Seneng bacanya. Seru,,..

    BalasHapus
    Balasan
    1. udah selesai sih, tapi masih pengen diperbaiki dikit lagi, hehe

      Hapus

saya akan lebih senang jika kamu menyematkan nama kamu di kolom komentar, menurut saya "anonim" bukanlah sebuah nama.